Pagi ini seperti biasa
dibangunkan oleh si doraemon jam weker kecil yang sepertinya sudah berabad-abad
menemaniku. Saatnya kesekolah! ( masih ngantuk ). Dengan pandangan yang blur, sepertinya saya
malas. Ini hal yang paling menyebalkan ketika harus mandi saat mata masih ingin
terlelap.
Ok! Hari perdana kuliah setelah
sibuk dengan segala tetek-bengek untuk masuk perguruan tinggi, ospekyang
melelahkan ditambah lagi wajah-wajah para senior panitia ospek yang menyeramkan
dan sungguh sangat membosankan. Semangat
kembali membara ketika dia yang ku sukai
menyapa dan mengucapkan “ s’lamat pagi ” dengan senyum yang rasanya membuatku ingin
terbang menembus awan yang terlihat putih polos itu, kami berangkat menuju
kampus bersama (yeayy). Sebenarnya sejak mulai ospek, kami sudah mulai cukup
dekat. Dia juga yang menjadi ketua panitia untuk PK2MB dan juga mentorku
hihihi. Dia dan kakak-kakak senior panitia PK2MB memanggilku dengan sebutan
Orcam, entah nama dari planet di bagian galaksi mana nama itu muncul tapi
sudahlah itu juga sudah lewat (walaupun nama itu masih melengket dan selalu
meresahkanku ).
Yo! Back to the topic haha.
Saking senangnya karena berangkat
bersama, saat tiba di kampus tak disadari teman-teman seangkatan
memperhatikanku dan dia , sepertinya kami menjadi artis dadakan yang menjadi
topik gosip yang hangat. Oh iya, saking asyiknya membahas tentang dia jadi lupa
kenalin teman-teman yang sekarang jadi sahabatku. Nama mereka Icha, Jee,Karin,
Stacey, Tika, Key,Petenk, Vina dan Cici dia teman baikku sejak SMA. Dari semua
anak-anak seangkatanku, mungkin kamilah yang paling eksis dan bisa dikatakan
disegani oleh senior-senior danbeberapa dosen yang mengenal kami. Bisa
dikatakan juga kami adalah artis di kapus ( PD sedikit gak apa-apa yang penting
halal ). Wow, setelah setengah hari mengikuti perkuliahan, dia mengajak pulang
bersama. Wow wow dan wow Aku bisa membaca gerak-geriknya pasti akan ada sesuatu
yang terjadi nanti.
Ya seperti itulah, kami selalu
berangkat dan pulang bersama tiap kali akan ke kampus. Jelang beberapa hari
saat dia mengantarku pulang, didepan lorong rumahku dia menyatakan perasaannya
dan saat itu hujan turun dan kami duduk sambil berteduh menunggu hujan redah.
Melihat wajahnya yang kusam,lancar-lancar sajaku jawab ya. Sepertinya dia
terlihat senang, maaf-maaf saja sebenarnya perasaanku hanyalah sekedar suka
bukan cinta jadi tidak menaruh harapan lebih supaya tidak sakit hati dan
galau..
Hubungan kami itu hanya
berlangsung tiga bulan. Kami putus!
jujur saja dari semua koleksi
cowok-cowok (pacar-pacar)ku, baru dia pacar yang selokasi (bisa
diartikan sendiri). Dan ternyata dampak dari punya pacar selokasi itu membuatku
trauma dan tak mau punya pacar yang kuliah ditempat yang sama. ^.^